Senangnya belajar PPKn

Warga melintas di depan mural Bhinneka Tunggal Ika di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018). Semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, menegaskan, meskipun ada perbedaan di masyarakat, tetapi menjadikan bangsa Indonesia satu kesatuan.

 *** Local Caption *** Warga melintas di depan mural Bhinneka Tunggal Ika di Pondok Gede, Bekasi, Rabu (27/6/2018). Semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika menegaskan bahwa perbedaan di masyarakat menjadikan bangsa Indonesia sebagai suatu kesatuan.
 
                       KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN

       ANTARGOLONGAN   DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA 


          Masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan sebagai akibat dari kondisi kewilayahan, suku bangsa, budaya, agama dan adat istiadat. Perbedaan dalam masyarakat merupakan keberagaman Indonesia yang dapat dirangkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut ini penjelasan mengenai keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

      Kita wajib  bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-Nya tersebut. Kita terlahir dan hidup sebagai bangsa Indonesia. Sebuah bangsa yang besar dan sangat kaya dengan keberagaman baik suku, budaya, adat istiadat, agama, ras, maupun golongan dalam masyarakat. Bangsa yang dikaruniai wilayah sedemikian luas dengan segala keindahan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Kekayaan serta keberagaman bangsa Indonesia dapat menjadi kekuatan dan modal sosial yang besar untuk membangun bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera. Namun kekayaan dan keberagaman bangsa Indonesia tersebut sekaligus juga berpotensi menjadi sumber konfl ik yang dapat menyebabkan kehancuran bangsa kita jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu kita harus tetap menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagaimana ikrar Sumpah Pemuda “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa” dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

      Apa, mengapa, dan bagaimana kita menjaga keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia? Mari kita pelajari  “Keberagaman agama, suku, ras dan antargolongan  Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika” berikut ini. Tiga pokok yang  saling berterkaitan karena semuanya menguraikan tentang keberagaman bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Makna Bhinneka Tunggal Ika dan bentuk-bentuk keragaman dalam masyarakat Indonesia. Faktor-faktor penyebab keberagaman dalam masyarakat Indonesia, dan  mengembangkan sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman yang terdapat dalam masyarakat Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

         Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis pada Lambang Negara Indonesia Garuda Pancasila, memiliki arti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kata “bhinneka” berarti “beraneka ragam” atau berbeda-beda, kata “tunggal” berarti “satu” dan “ika” berarti “itu”. Jadi secara harfi ah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu” yang maknanya adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras, maupun antargolongan. Keberagaman Suku di Indonesia. 

        Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antargolongan. Baca juga: Merawat Bhinneka Tunggal Ika.


                    Faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia

            Keberagaman masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Secara umum beberapa faktor yang mempengaruhi keberagaman masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

 a. Letak Strategis Wilayah Indonesia Secara geografi  Indonesia diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia serta diantara dua samudera yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Panjang garis pantai Indonesia mencapai 54.716 kilometer. Letak Indonesia yang berada pada posisi silang dan berbatasan dengan banyak negara tersebut menjadi salah satu faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia. Mengapa demikian? Karena letaknya yang strategis wilayah Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional yang ramai. Pedagang dari bangsa-bangsa lain berdatangan ke Indonesia. Mereka tidak hanya membawa komoditas dagang, tetapi juga membawa pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya masyarakat Indonesia. Kedatangan bangsa asing yang berbeda ras, dan kemudian menetap di Indonesia menyebabkan kemajemukan ras, agama dan bahasa dalam masyarakat bangsa Indonesia.

 b. Kodisi Negara Kepulauan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki beribu-ribu pulau. Saat ini sudah 16.056 pulau yang sudah didaftarkan di PBB yaitu pulau-pulau besar dan kecil. Kondisi sebagai negara kepulauan ini mengakibatkan terhambatnya hubungan antar masyarakat dari pulau-pulau yang berbeda tersebut. Karena hambatan jarak, yang dihubungkan oleh lautan tersebut menjadikan masyarakat di kepulauan Indonesia mengembangkan kebiasaan, adat istiadat, budaya sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungannya masing-masing. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, sistem kepercayaan, agama, maupun peranan laki-laki dan perempuan. 

 c. Perbedaan Kondisi Alam Perbedaan kondisi alam suatu daerah, berdampak pada perbedaan-perbedaan yang lain seperti mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, kebiasaan, bentuk rumah, tata kehidupan masyarakat, juga kepercayaan masyarakat suatu daerah. Masyarakat daerah pegunungan umumnya memiliki mata pencaharian bercocok tanam sebagai petani, masyarakat pantai hidup sebagai nelayan dengan mencari ikan. Sementara masyarakat daerah yang lain hidup dengan berdagang.

 d. Keadaan Transportasi dan Komunikasi  Daerah Pegunungan dan Pantai 


            Mengembangkan sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman yang
            terdapat dalam masyarakat Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

  •             Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Tuhan menciptakan manusia berbeda dan beragam. Perbedaan itu adalah anugerah yang harus kita syukuri. Mengapa kita harus bersyukur dengan keragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan arif dalam bertindak. Agar keberagaman bangsa Indonesia juga menjadi sebuah kekuatan, kita bangun keberagaman bangsa Indonesia dengan dilandasi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  •             Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang beragam dapat diciptakan salah satunya dengan perilaku masyarakat yang menghormati keberagaman bangsa dalam wujud perilaku toleran terhadap keberagaman tersebut. Sikap toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya.
  •              Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jika bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat dilaksanakan dengan:
  • mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
  • mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
  • merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
  • menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

            Dalam Pembelajaran kita bisa meggunakan model pembelajaran bermacam-macam, kali ini kita menggunakan model pembelajaran  Unjuk ragam Budaya dengan  cara sebagai berikut :
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2. Guru memberika tugas kepada kelompoknya agar dapat membuat rancangan skenario dari berbagai ragam budaya yang ada di Indonesia, mulai dari bahasa, kesenian daerah,  lagu daerah dan  permainan daerahnya. 


Sumber : Foto Koleksi Pribadi

3. Unjuk budayanya yang akan ditampilkan dibatasi hanya kurang lebih 20 menit  setiap kelomok.
4. Kelompok yang tidak maju, sebagai penonton dan guru mengamati serta memberikan peni
 laian keterampilannya dalam keberagaman budaya.
5. Setelah semua kelompok unjuk budayanya selesai, maka guru bersama-sama peserta didk menyimpulkan pembelajaran mengenai keberagaman agama, suku, ras dan antargolongan.
6. Guru memberikan evaluasi secara individu, untuk mengetahui penilaian ilmu pengetahuan peserta didik.
                                                 Presentasi /unjuk budaya Keberagaman:

Sumber :  Foto Koleksi pribadi

Kelebihan dari model Pembelajaran  Unjuk Budaya adalah:

1. Peserta didik tidak akan merasa bosan   dalam  pembelajaran.
2. Peserta didik akan mudah menerima materi yang diberikan sesuai dengan kondisi KD yang disampaikan.
Peserta didik merasa senang dan gembira karena belajar sambil bermain pentas seni dalam lingkup kecil.

Semoga Bermanfaat bagi kita semua.



Lukman Surya S, Aa Nurdiaman, dan Salikun. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ramdan Triyadi Bempah. 2017. Indonesia Daftarkan 16.056 Pulau ke PBB. https://www. google.co.id (Kompas.com.Senin, 21 Agt. 2017.19.45 WIB)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Refleksi Minggu Ke 6 CGP

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15