Sesi Refleksi Ruang Kolaborasi
Oleh Sri Mirnawati CPP_Kab.Banjar_Kal Sel
dokumentasi : http://clipart-library.com/img1/1315273.png
Coacing didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistem dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grent 1999). Sedangkan (Withmore 2003) coaching sebagi pintu pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.
- Apa yang Anda lakukan untuk melakukan presence sebelum dan saat melakukan percakapan coaching?
ALUR PERCAKAPAN COACHING
Sebelum memulai suatu percakapan coaching, siapkan INTENSI diri terlebih dahulu (disebut juga COACHING PRESENCE, yang saya lakukan :
HADIR SEPENUHNYA
- Pastikan Anda bisa hadir sepenuhnya, agar memudahkan untuk fokus kepada coachee.
- Jangan melakukan coaching saat sulit untuk hadir sepenuhnya: tanggal/jam sibuk
- Anda, sedang sakit.
SABAR, SABAR, SABAR
- Menguatkan kualitas sabar di dalam diri, sehingga selama percakapan bisa merespons padasaat yang tepat serta mampu memberikan ruang kepada coachee untuk bicara
BERSIKAP TERBUKA DAN INGIN TAHU
- Berniat untuk tidak memberi label pada coachee atau apapun yang dikatakannya
- Bangun kualitas keingintahuan Anda, tahan diri untuk memberi nasihat atau memberikan solusi.
- Pusatkan rasa ingin tahu pada apa yang ada di balik ucapan-ucapan atau pemikiran-pemikiran coachee.
ALUR PERCAKAPAN “TIRTA”
T ( TUJUAN)
- Menyepakati topik pembicaraandan hasil pembicaraan. Percakapan akan dibuka dengan menyepakati Tujuan percakapan. Ini selaras dengan prinsip Kemitraan dalam coaching.
- Di tahap Tujuan ini, coach harus menanyakan 2 pertanyaan:
- Pertanyaan terkait agenda/topik pembicaraan: “Apa yang kita bicarakan di sesi ini?” “Topik apa yang mau diangkat di sesi ini?”
- Pertanyaan terkait hasil yang akan didapatkan dari pembicaraan ini “Apa yang ingin didapat dari percakapan kita ini?” “Hasil apa yang ingin dibawa pulang dari percakapan ini?” Kedua pertanyaan ini harus ditanyakan dan dinyatakan ulang sebelum kita masuk ke segmen berikutnya.
I ( IDENTIFIKASI)
- Menggali dan memetakan situasi saat ini.
- Hubungkan fakta-fakta yang ada
- Di tahap ini, tujuannya adalah memperjelas situasi saat ini dan juga situasi ideal yang diinginkan. Gali dan petakan situasi saat ini, bantu coachee menghubungkan fakta-fakta yang ada,
“Bagaimana situasinya saat ini?”
“Apa yang sudah berjalan baik?”
“Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh?”
“Apa yang menjadi hambatan?”
R (RENCANA AKSI)
- Mengembangkan ide untuk alternatif rencana aksi/solusiApabila coachee dapat melihat situasi saat ini dari sudut pandang berbeda atau mendapatkan kesadaran baru atas kondisinya saat ini, hal itu adalah momen coachee mulai mendapatkan ide bagaimana mencapai tujuannya.
- Di tahap Rencana Aksi ini, coach bersama coachee mematangkan ide-ide sehingga ada beberapa pilihan rencana aksi yang telah ditelaah.
“Apa yang Anda sadari dari percakapan kita sejauh ini?
“Apa yang perlu berubah?”
“Apa yang perlu diperbaiki/ditingkatkan?”
“Apa yang bisa menjadi pilihan?”
“Alternatif apa saja yang tersedia?”
“Apa ide Anda?”
“Apa lagi?”
“Selain itu?”
Di tahap ini buka ruang brainstorming dengan coachee
TA ( TANGGUNG JAWAB)
- Berkomitmen akan langkah selanjutnya
- Tahap akhir percakapan digunakan untuk memilih opsi mana yang akan diambil untuk dilakukan, memastikan komitmen kiln, meminta coachee menyimpulkan sesi, dan menutup sesi
- Contoh-contoh pertanyaannya:
“Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini?”
“Mana dari pilihan yang kita punya yang paling realistis untuk dilakukan dalam... ke
depan”
“Kapan Anda akan melakukannya”
”Apa yang bisa memastikan keberhasilannya?”
“Siapa yang kamu perlukan untuk mendukugmu?
“ Apa yang bisa Anda simpulkan dari percakapan ini?”
Catatan: di dalam coaching, rencana tindakan bisa bersifat “intangible”, misalnya perlu waktu.
2. Apa yang sudah berjalan dengan baik?
Pemahaman anatara Coach dan Coachee menggunakan tata bahasa yang baik sehingga mudah dipahami, memberikan contoh yang konkrit serta cara berfikir yang simple sehingga memudahkan memahami makna dan tujuan yang terkandung dalam percakapan tesebut. Saling menghargai dan menyimak pembicaraan dengan baik.
3. Apa yang masih perlu diperbaiki/ditingkatkan?
Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain : jadwal coaching yang belum menentu, tidak rutin dan terkesan belum terstruktur sehingga perlu dibuatkan jadwal yang pasti dan tidak berubah-ubah, Perlunya sosialisasi tentang Coaching kepada seluruh warga sekolah agar terjadi pemehaman yang benar dan kebermanfaatan Coaching bagi kita semuanya.
4. Apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki/meningkatkannya?
Yang saya harus lakukan adalah menghadirkan diri sepenuhnya atau presence penting dilatih agar kita selalu fokus, untuk bersikap terbuka, sabar dan ingin tahu lebih bnayk tentang Coachee. Kompetensi ini peru sekali dihadirkan sebelum dan sesudah percakapan Coaching dilakukan.
Memperbaikinya yaitu dengan membuat jadwal yang terstruktur diikuti dengan membuat jurnal capaian tentang kelebihan dan kekurangan saya dalam melakukan Coaching di sekolah, serta hal-hal apa saja yang perlu saya persiapkan sebelum, selama, dan sesudah proses Obsetrvasi berlangsung.
5. Apa yang dirasakan oleh coachee pada saat di-coaching oleh Anda? (tanyakan kepada coachee Anda) ?
- Saya dapat menanyakan coachee tentang kekurangan dan kelebihan saya selama melaksanakan pembelajaran atau maslahnya.
- Saya mendapatkan solusi dan pengetahuan tenteng bagaimana menyelesaikan masalah yang timbul selama pembelajaran berlangsung.
- Dengan melakukan praktik coaching saya lebih mudah berkomunikasi dengan teman yang lainnya, baik tentang masalah yang terjadi di sekolah maupun yang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan di sekolah.
Komentar
Posting Komentar